Setiap diri kita adalah sekumpulan dari aktivitas apa saja
yang kita lakukan... Ketika itu terjadi, termaksimalkanlah potensi diri...
setidaknya itu pemahaman saya sampai saat ini... Setelah apa-apa yang terjadi,
saat ini saya memilih berwirausaha di bidang kuliner. Actually saya bukan orang yang hoby masak, i
just love eating... Maybe that’s why in the end i choose Culinary
business. Dari berbagai seminar, buku,
video yang saya lihat, seseorang tidak perlu jago masak untuk berbisnis
kuliner, yup it’s true... so true actually... Contoh pastinya adalah saya,
meski belum sukses, hahaha...
Saya bener2 orang yang tidak bisa masak... ya nggak nggak
bisa banget juga siy, tapi ya untuk ukuran dan standar saya ya saya itu nggak
bisa masak, istri saya juga sepangkat kayaknya... Cuma mungkin karena saya
bisnisnya kuliner orang-orang ngira saya itu pinter masak, maka dalam tulisan
ini saya tegaskan : SAYA TIDAK BISA MEMASAK.
Ketidakbisaan memasak ini menimbulkan masalah yang baru saya sadari
sekarang, yakni : saya orang yang nggak bisa memasak sementara bisnis saya
jualan masakan... bagi orang mungkin katanya nggak masalah ya, tapi ya menurut
saya ini masalah... di bisnis saya selama ini yang masak bukan saya, aktivitas
yang terkait dengan bahan makanan yang saya kerjakan adalah berbelanja dan
mungkin sedikit merebus dan memotong... itupun dengan frekuensi yang minimal
sekali...
Karena itulah saya beritikad untuk bisa memasak. Gimana caranya ? ya dengan memasak... karena
sebagaimana bisnis dan berenang, memasak itu street smart, gak butuh terlalu
banyak teori, just action... tapi pengalaman saya sempat masak beberapa kali di
rumah masakan saya cuman itu2 aja... kemaren tumis sawi hijau dan sawi putih,
besoknya diganti tumis bunga kol dan buncis, elemen2 lainnya masih tetep :
garam, gula, lombok merah, bawang putih, bombay, dan saus tiram. Karena begitu aja sudah enak... apalagi ada
bakso ato ayamnya, tambah enak lagi...
tapi saya pengen bisa lebih dari itu, saya pengen lebih mengeksplor,
gimana caranya ? makanya saya berinisiatif untuk mengerjakan HUSBAND COOKING
PROJECT (HCP) alias Proyek Suami Masak ini...
Apa siy HCP itu ?
HCP ini terinspirasi
dari Julie/Julia Project, apa itu HCP ? silakan klik disini untuk mencari tau
lebih dalam. Karena terinspirasi, maka
tetep ada bedanya dan gak bisa sama dan disamain. Kenapa ?
1.
Kalo Julie adalah seseorang yang dasarnya hoby
masak, Peserta di proyek ini Cuma hobi makan dan gak bisa masak meski dirinya
bisnismya di bidang kuliner.
2.
Kalo Julie adalah pegawai dengan jadual yang
mungkin memang penuh, tapi jadualnya kayaknya tetep ya, smntara peserta di
proyek ini jadualnya gak tetep.
3.
Kalo Julie pada waktu project masih tinggal
berdua, peserta di proyek ini tinggal bertiga, dimana anggota keluarga ketiga
sangat menentukan aktivitas dua anggota keluarga yang lainnya.
4.
Kalo Julie sepertinya sedang tidak menempuh
studi apapun, maka peserta di proyek ini sedang dalam proses pengerjaan tugas
akhir kuliah S-2-nya dimana dia butuh
kurang dari setahun untuk menyelesaikannya.
Itulah 4 alasan atas penyesuaian yang dilakukan dari
Julie/Julia Project. Bagi yang nggak
tahu Julie/Julia Project, saya tidak akan menjelaskannya, tapi saya akan
menjelaskan Project Yang ini saja, yakni : Husband Cooking Project a.k.a Proyek
Suami Masak.
Peserta Proyek ini akan memasak 500 resep makanan dari Buku
500 Resep Masakan terfavorit oleh Ibu Sisca Soewitomo. Dimana akan dibuat perencanaan mingguan yang
akan dimasak menu apa aja yang akan dilaporkan di hari minggu / di akhir pekan
pekan sebelumnya. Tiap harinya selama
senin-jumat, peserta akan memasak masakan sesuai dengan perencanaan. Peserta
akan melaporkan bagaimana dia memasak resep itu pagi hari keesokan
harinya. Karena memasak dilakukan tiap
hari senin – jumat maka sabtu – minggu akan dilakukan perbaikan dari
laporan-laporan yang telah dibuat, seperti mengupload foto yang belum
terupload, atau perbaikan lainnya. Proyek ini diagendakan dua semester dengan
dispensasi 1 semester apabila memang ada resep yang belum termasak.
Peserta proyek ini tentu saja Saya sendiri, M. Noor Amrullah. Dimana motivasi saya melakukan proyek ini adalah agar lebih mem-blend-kan diri saya dengan dunia kuliner. Sebuah dunia dimana saya berbisnis disana. Selain itu juga saya tertantang untuk memasakan semua resep masakan ini meski kondisi saya yang tidak bisa memasak, ya agar harapannya saya bisa memasak dan menemukan ide-ide baru untuk bisnis saya dalam hal pengembangan produk dan bisnis juga pada akhirnya tentunya. Saya tidak tahu bagaimana hal ini akan berjalan kedepannya, pokoknya bismillah dan semangat !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar